Fashion show ini menampilkan kebaya Nusantara dengan tampilan kekinian

14 Agustus 2018 09:07 WIB

Brilio.net - Banyak yang beranggapan kebaya sebagai salah satu kekayaan budaya Indonesia adalah old fashion. Buat kamu yang punya anggapan begitu, sebaiknya pikir-pikir lagi deh. Sekarang ini nggak jarang lho anak-anak muda yang justru menyukai kebaya, apalagi mereka yang ingin naik ke pelaminan. Kebaya kerap menjadi pilihan favorit. Tentu saja, kebaya yang dipilih disesuaikan dengan zamannya biar kekinian tanpa menghilangkan pakem aslinya.

Nah bicara soal kebaya, desainer kebaya pengantin ternama Vera Anggraini atau yang dikenal dengan Vera Kebaya bakal menggelar show tunggal hasil rancangannya pada 15 Agustus 2018 di Hotel Raffles, Jakarta.

Dalam gelaran bertajuk “Merajut Nusantara” ini, Vera akan menampilkan sekitar 40 rancangan kebaya pengantin. Untuk menghadirkan koleksi terbarunya ini Vera sendiri mengaku menghabiskan waktu selama kurang lebih empat bulan.

Oh iya, nggak tanggung-tanggung lho. Acara ini bakal didukung sejumlah tokoh dan pelaku kreatif termasuk pecinta tradisi budaya pernikahan Indonesia. Seperti penata rias Irwan Riady, Adi Adrian, Anpasuha, Sugi Martono, serta penasehat pakem adat Mamie Hardo, Des Iskandar, Tarri Donolobo, Ida Zairinita, Aseng, Mumun, Kadek, Tio Gobel, dan sejumlah lain. Bahkan budayawan sekelas Djaduk Ferianto dan fotografer Darwis Triadi juga nggak ketinggalan untuk mendukung acara ini.

Vera Anggraini (Brilio.net/Yani Andryansjah)

Vera yang sudah berkiprah lebih dati 15 tahun di dunia feysen akan menampilkan keragaman kebaya Indonesia mulai dari Nanggroe Aceh Darussalam hingga Papua. Konsep pagelaran busana ini terinspirasi tradisi pernikahan Tanah Air yang dikolaborasi dengan budaya dan tradisi Nusantara sekaligus untuk menyambut ulang tahun Republik Indonesia ke-73.

“Di show ini semua yang ditampilkan adalah koleksi baru. Saya tetap akan menampilkan kebaya yang sesuai pakem di Nusantara tapi sudah dimodifikasi dengan tren sekarang. Agar busana ini bisa diterima generasi muda dan bisa dikombinasi dengan hiasan dan kain Nusantara. Warna-warna juga beragam,” kata Vera saat konferensi pers di Hotel Raffles, Senin (13/8).

Akan ada tiga sekuen dalam pagelaran ini. Sekuen Khatulistiwa akan menampilkan 13 koleksi kebaya Indonesia Timur mulai dari Sulawesi, Bugis, Bali, Kutai, Nusa Tenggara Timur, Toraja, Mamuju, hingga Papua. Di sekuen ini, Djaduk bakal mengiringi lewat musik dengan hentakan nada tinggi seakan penanda pembuka fashion show.

“Ini pertama kali saya membuat musik untuk fashion. Ternyata nggak gampang. Bagaimana saya harus menyesuaikan elemen bunyi dengan konsep Merajut Nusantara itu sendiri. Ini bukan sekadar gelaran fashion lho. Ini sebuah peristiwa budaya,” kata Djaduk.

Djaduk Ferianto (Brilio.net/Yani Andryansjah)

Setelah itu akan muncul Jawa Dwipa yang bakal menampilkan 12 koleksi etnis Jawa yang idenya datang dari siluet kebaya encim dan kutubaru. Dalam sekuen ini Djaduk bakal mengiringi muusik etnis Jawa dengan ritme lambat.

Usai itu akan muncul sekuen Swarnadwipa yang terinspirasi dari Bukit Barisan. Penonton akan dibawa ke nuansa Pulau Sumatera. Sebanyak 15 kebaya elegan khas pulau Sumatera yang identik dengan warna emas pun akan ditampilkan.

Yang jelas lewat gelaran busana ini Vera ingin agar orang-orang Indonesia khususnya anak-anak muda makin mencintai dan menjaga kebudayaan Indonesia yang beragam dan indah ini.

(brl/red)