Bahaya skincare merkuri bagi kesehatan tubuh, bisa sebabkan penyakit ginjal serius

24 Juli 2024 21:11 WIB

Brilio.net - Skincare telah menjadi bagian tak terpisahkan dari rutinitas perawatan diri banyak orang. Namun, di balik janji kecantikan yang ditawarkan produk-produk perawatan kulit, tersembunyi bahaya yang mengintai salah satunya adanya bahan berbahaya seperti merkuri.

Zat kimia beracun ini masih ditemukan dalam beberapa produk skincare, terutama produk yang dijual secara ilegal atau tanpa izin resmi. Merkuri sering ditambahkan ke dalam krim pemutih kulit karena kemampuannya menghambat produksi melanin (pigmen yang memberi warna pada kulit).

Hasilnya memang membuat kulit terlihat lebih cerah dalam waktu singkat. Namun, efek jangka panjangnya sangat berbahaya bagi kesehatan.

Paparan merkuri melalui kulit dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan serius. Mulai dari iritasi kulit, ruam, dan perubahan warna kulit, hingga kerusakan ginjal, bahkan kematian dalam kasus paparan berat. Lebih mengkhawatirkan, merkuri dapat menembus plasenta dan membahayakan janin pada ibu hamil.

Meski penggunaan merkuri dalam produk kosmetik telah dilarang di banyak negara, termasuk Indonesia, zat berbahaya ini masih beredar di pasaran. Produk-produk ilegal atau palsu seringkali mengandung kadar merkuri yang jauh melebihi batas aman. Konsumen yang tidak waspada dapat dengan mudah terjebak membeli produk-produk ini, terutama ketika tergiur dengan hasil instan.

Agar kamu tak tergiur dengan hasilnya, yuk simak informasi mengenai bahaya yang mengintai sebagaimana briliobeauty.net rangkum dari berbagai sumber, Rabu (24/7):

1. Kerusakan ginjal

foto: freepik.com

Merkuri dapat menyebabkan kerusakan serius pada ginjal karena logam berat ini disaring melalui ginjal. Melansir dari World Health Organization (WHO), Rabu (24/7) akumulasi merkuri dalam ginjal dapat mengganggu fungsi ginjal dan menyebabkan penyakit ginjal kronis. Gejalanya ditandai dengan nyeri punggung bawah, pembengkakan di kaki dan pergelangan kaki, kelelahan, sering buang air kecil, terutama pada malam hari.


2. Kerusakan sistem saraf.

Perlu kamu ketahui, merkuri dapat merusak sistem saraf pusat dan perifer. Paparan merkuri dapat menyebabkan gangguan neurologis, termasuk tremor, insomnia, kehilangan ingatan, sakit kepala, dan gangguan motorik. Sementara itu, melansir dari Centers for Disease Control and Prevention (CDC) gejala dari kerusakan sistem saraf adalah tremor, kehilangan ingatan, gangguan kognitif, depresi, kecemasan.

3. Kerusakan kulit dan iritasi.

foto: freepik.com

Penggunaan merkuri dalam skincare dapat menyebabkan dermatitis kontak, perubahan warna kulit, dan hiperpigmentasi. Juga dapat membuat kulit lebih rentan terhadap infeksi dan iritasi. Mengutip dari Food and Drug Administration (FDA), gejala dari kerusakan kulit ditandai dengan munculnya kemerahan, gatal, ruam, luka terbuka.

4. Efek sistemik pada tubuh.

Penggunaan merkuri jangka panjang bisa menimbulkan efek samping sistemik pada tubuh. Pasalnya, merkuri dapat masuk ke dalam aliran darah dan menyebabkan kerusakan pada berbagai organ dan sistem tubuh, termasuk sistem kekebalan tubuh, kardiovaskular, dan sistem pencernaan. Gangguan kesehatan menurut World Health Organization (WHO) ditandai dengan tubuh yang mengalami kelelahan, nyeri otot, masalah pencernaan, penurunan daya tahan tubuh.

foto: freepik.com

Cara mengatasi jika kulit sudah terpapar merkuri

Jika kamu sudah mulai terpapar, terdapat cara mengatasinya. Pertama yaitu hentikan penggunaan produk skincare yang dicurigai mengandung merkuri. Kedua yaitu temui dokter ahli kesehatan untuk melakukan evaluasi dan pengobatan dengan metode tepat.

Ketiga yaitu lakukan detoksifikasi, dalam kasus paparan merkuri yang parah dokter mungkin akan merekomendasikan terapi khelasi. Terapi khelasi ini membantu mengeluarkan merkuri dari tubuh.

Cara berikutnya yaitu lakukan tes fungsi ginjal secara teratur jika kamu terpapar merkuri untuk mendeteksi kerusakan ginjal sedini mungkin.

Cara terakhir yaitu kamu bisa membuat laporan berbagai produk yang mengandung merkuri ke otoritas kesehatan setempat untuk tindakan lebih lanjut. Langkah ini bisa membantu pengguna lain mengenai skincare apa saja yang mengandung merkuri.

(brl/lea)