Bikin kulit kering, kenali 7 bahaya menggunakan sodium laureth sulfate pada produk perawatan tubuh

6 Agustus 2024 11:11 WIB

Brilio.net - Sodium Laureth Sulfate (SLS) adalah salah satu bahan yang sering ditemukan dalam produk perawatan tubuh, seperti sabun mandi hingga sampo. Bahan ini dikenal sebagai surfaktan yang berfungsi untuk menghasilkan busa dan membersihkan kotoran serta minyak dari kulit. SLS bekerja dengan cara menurunkan tegangan permukaan air, memungkinkan produk untuk lebih mudah berbuih dan mengangkat kotoran dari permukaan kulit.

Meskipun SLS efektif dalam menghasilkan busa melimpah dan efek pembersihan kuat, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan. Pasalnya, SLS dapat menyebabkan iritasi pada kulit sensitif atau kulit kering, karena sifatnya bisa menghilangkan kelembapan alami kulit. Oleh karena itu, penting untuk memilih produk dengan SLS yang sesuai jenis kulit dan memantau reaksi kulit terhadap bahan ini.

Tak hanya bikin kulit kering, sodium laureth sulfate juga menimbulkan sejumlah bahaya lainnya bagi kesehatan kulit. Sebelum menggunakan produk perawatan dengan kandungan SLS, kamu perlu mengenali tujuh bahaya sodium laureth sulfate, sebagaimana briliobeauty.net rangkum dari berbagai sumber, Senin (5/8).

1. Kulit jadi gatal dan iritasi.

foto: freepik.com

Efek paling umum dari sodium laureth sulfate adalah kemampuannya untuk menghilangkan minyak alami kulit secara berlebihan. Mengutip dari Healthline, Dr. Hadley King, dermatologis bersertifikat dari New York menjelaskan bahwa SLS bekerja sebagai surfaktan efektif dalam mengikat minyak dan kotoran.

Namun seringkali sodium laureth sulfate menghilangkan minyak alami yang diperlukan kulit untuk mempertahankan kelembapannya. Akibatnya, penggunaan produk dengan sodium laureth sulfate secara teratur dapat menyebabkan kulit menjadi gatal, dan iritasi.

2. Mengganggu skin barrier.

foto: freepik.com

Bahaya kedua dari sodium laureth sulfate adalah potensinya untuk mengganggu barrier alami kulit. Mengutip dari Allure, SLS merusak lapisan lipid pada permukaan kulit yang berfungsi sebagai pelindung. Ketika barrier ini terganggu, kulit menjadi lebih rentan terhadap iritan eksternal dan kehilangan kelembapan dengan cepat. Pada akhirnya dapat menyebabkan kekeringan dan iritasi.

3. Memperparah masalah kulit sebelumnya.

foto: freepik.com

Sodium laureth sulfate memperparah kondisi kulit yang sudah ada. Bagi seseorang punya kulit sensitif seperti eksim, penggunaan produk mengandung SLS dapat menyebabkan flare-up atau memperburuk gejala yang ada. Mengutip dari Vogue, penjelasan Dr. Shereene Idriss dermatologis bersertifikat, mengingatkan bahwa pasien dengan kondisi kulit tertentu harus berhati-hati dengan produk mengandung sodium laureth sulfate.

4. Menghasilkan kontaminan yang berbahaya.

foto: freepik.com

Perlu kamu ketahui, meskipun sodium laureth sulfate tidak dianggap karsinogenik, proses produksinya menghasilkan kontaminan yang berpotensi berbahaya. Mengutip dari penjelasan Environmental Protection Agency (EPA), 1,4-dioxane dapat terbentuk selama proses ethoxylation selama pembuatan SLS, sehingga karsinogen kemungkinan bisa masuk pada tubuh manusia. Meskipun jumlahnya biasanya sangat kecil dalam produk akhir, paparan jangka panjang tetap menjadi perhatian bagi beberapa ahli kesehatan.

5. Menyebabkan iritasi pada mata.

foto: freepik.com

Produk yang mengandung SLS, terutama sampo dan sabun mandi menyebabkan ketidaknyamanan jika tidak sengaja masuk ke mata. Melansir dari Byrdie, Dr. Melissa Kanchanapoomi Levin, dermatologis bersertifikat, menjelaskan bahwa ini disebabkan oleh sifat deterjen SLS yang mengganggu lapisan air mata dan menyebabkan iritasi.

6. Meningkatkan penetrasi bahan lain ke dalam kulit.

foto: freepik.com

Meskipun bisa menjadi keuntungan untuk beberapa bahan aktif dalam produk perawatan kulit, namun bahan-bahan yang berpotensi berbahaya atau iritan juga dapat lebih mudah menembus kulit. Melansir dari Women's Health, kamu perlu berhati-hati dengan kombinasi bahan dalam produk yang mengandung SLS.

7. Ketidakseimbangan pH kulit.

foto: freepik.com

Kulit memiliki pH alami yang sedikit asam untuk menjaga kesehatan mikrobioma di dalam kulit. Perlu kamu ketahui, produk dengan SLS cenderung memiliki pH yang lebih tinggi. Tak heran jika bisa mengganggu keseimbangan alami pH kulit. Mengutip dari Elle, adanya perubahan pH kulit dapat menyebabkan pertumbuhan bakteri yang tidak diinginkan dan memicu masalah kulit lainnya.

(brl/mal)