Bikin kulit kering, kenali 7 bahaya menggunakan sodium laureth sulfate pada produk perawatan tubuh
Brilio.net - Sodium Laureth Sulfate (SLS) adalah salah satu bahan yang sering ditemukan dalam produk perawatan tubuh, seperti sabun mandi hingga sampo. Bahan ini dikenal sebagai surfaktan yang berfungsi untuk menghasilkan busa dan membersihkan kotoran serta minyak dari kulit. SLS bekerja dengan cara menurunkan tegangan permukaan air, memungkinkan produk untuk lebih mudah berbuih dan mengangkat kotoran dari permukaan kulit.
Meskipun SLS efektif dalam menghasilkan busa melimpah dan efek pembersihan kuat, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan. Pasalnya, SLS dapat menyebabkan iritasi pada kulit sensitif atau kulit kering, karena sifatnya bisa menghilangkan kelembapan alami kulit. Oleh karena itu, penting untuk memilih produk dengan SLS yang sesuai jenis kulit dan memantau reaksi kulit terhadap bahan ini.
-
11 Rekomendasi skincare untuk kulit sensitif tanpa SLS dan paraben mulai Rp 30 ribu, bebas iritasi Paraben merupakan sejenis pengawet yang dapat mengganggu keseimbangan hormon dan menyebabkan reaksi alergi pada kebanyakan kulit sensitif.
-
Cek lagi sampo kamu! Jangan-jangan mengandung 5 bahan berbahaya ini Ada beberapa bahan yang benar-benar bahaya jika kita pakai secara terus-menerus apalagi dalam jangka waktu yang lama.
-
11 Rekomendasi sabun sulfur di bawah Rp 150 ribu, atasi masalah kulit Belerang atau sulfur telah lama diketahui memiliki berbagai manfaat bagi kulit, antara lain untuk mengatasi jerawat dan gatal.
Tak hanya bikin kulit kering, sodium laureth sulfate juga menimbulkan sejumlah bahaya lainnya bagi kesehatan kulit. Sebelum menggunakan produk perawatan dengan kandungan SLS, kamu perlu mengenali tujuh bahaya sodium laureth sulfate, sebagaimana briliobeauty.net rangkum dari berbagai sumber, Senin (5/8).
1. Kulit jadi gatal dan iritasi.
foto: freepik.com
Efek paling umum dari sodium laureth sulfate adalah kemampuannya untuk menghilangkan minyak alami kulit secara berlebihan. Mengutip dari Healthline, Dr. Hadley King, dermatologis bersertifikat dari New York menjelaskan bahwa SLS bekerja sebagai surfaktan efektif dalam mengikat minyak dan kotoran.
Namun seringkali sodium laureth sulfate menghilangkan minyak alami yang diperlukan kulit untuk mempertahankan kelembapannya. Akibatnya, penggunaan produk dengan sodium laureth sulfate secara teratur dapat menyebabkan kulit menjadi gatal, dan iritasi.
2. Mengganggu skin barrier.
foto: freepik.com
Bahaya kedua dari sodium laureth sulfate adalah potensinya untuk mengganggu barrier alami kulit. Mengutip dari Allure, SLS merusak lapisan lipid pada permukaan kulit yang berfungsi sebagai pelindung. Ketika barrier ini terganggu, kulit menjadi lebih rentan terhadap iritan eksternal dan kehilangan kelembapan dengan cepat. Pada akhirnya dapat menyebabkan kekeringan dan iritasi.
3. Memperparah masalah kulit sebelumnya.
foto: freepik.com
Sodium laureth sulfate memperparah kondisi kulit yang sudah ada. Bagi seseorang punya kulit sensitif seperti eksim, penggunaan produk mengandung SLS dapat menyebabkan flare-up atau memperburuk gejala yang ada. Mengutip dari Vogue, penjelasan Dr. Shereene Idriss dermatologis bersertifikat, mengingatkan bahwa pasien dengan kondisi kulit tertentu harus berhati-hati dengan produk mengandung sodium laureth sulfate.
4. Menghasilkan kontaminan yang berbahaya.
foto: freepik.com
Perlu kamu ketahui, meskipun sodium laureth sulfate tidak dianggap karsinogenik, proses produksinya menghasilkan kontaminan yang berpotensi berbahaya. Mengutip dari penjelasan Environmental Protection Agency (EPA), 1,4-dioxane dapat terbentuk selama proses ethoxylation selama pembuatan SLS, sehingga karsinogen kemungkinan bisa masuk pada tubuh manusia. Meskipun jumlahnya biasanya sangat kecil dalam produk akhir, paparan jangka panjang tetap menjadi perhatian bagi beberapa ahli kesehatan.
5. Menyebabkan iritasi pada mata.
foto: freepik.com
Produk yang mengandung SLS, terutama sampo dan sabun mandi menyebabkan ketidaknyamanan jika tidak sengaja masuk ke mata. Melansir dari Byrdie, Dr. Melissa Kanchanapoomi Levin, dermatologis bersertifikat, menjelaskan bahwa ini disebabkan oleh sifat deterjen SLS yang mengganggu lapisan air mata dan menyebabkan iritasi.
6. Meningkatkan penetrasi bahan lain ke dalam kulit.
foto: freepik.com
Meskipun bisa menjadi keuntungan untuk beberapa bahan aktif dalam produk perawatan kulit, namun bahan-bahan yang berpotensi berbahaya atau iritan juga dapat lebih mudah menembus kulit. Melansir dari Women's Health, kamu perlu berhati-hati dengan kombinasi bahan dalam produk yang mengandung SLS.
7. Ketidakseimbangan pH kulit.
foto: freepik.com
Kulit memiliki pH alami yang sedikit asam untuk menjaga kesehatan mikrobioma di dalam kulit. Perlu kamu ketahui, produk dengan SLS cenderung memiliki pH yang lebih tinggi. Tak heran jika bisa mengganggu keseimbangan alami pH kulit. Mengutip dari Elle, adanya perubahan pH kulit dapat menyebabkan pertumbuhan bakteri yang tidak diinginkan dan memicu masalah kulit lainnya.
Recommended Article
- [KUIS] Tampil girly dan cheerfull, pemotretan Fuji ini ungkap gaya fashion yang pas buat kamu
- Campuran garam dan 1 bahan dapur ini bisa bikin kuku kuning jadi putih berkilau, ini cara meraciknya
- Sama-sama ampuh cerahkan dan beri efek calming, battle review physical sunscreen Amaterasun & Skin1004
- [KUIS] Foundation kamu cepat habis? Ketahui triknya agar tak boros lewat pertanyaan singkat ini
- 9 Produk cream skincare anak 11 tahun harga di bawah Rp 100 ribu, lindungi kulit sejak dini
- 9 Perawatan rambut setelah smoothing agar tetap awet dan sehat, serta rekomendasi produk