Penelitian ini ungkap orang lebih memilih buang baju OOTD usai dipakai
Brilio.net - Perkembangan sosial media semakin terasa di era digital. Bahkan tak sedikit pengguna atau biasa disebut warganet mengalami kecanduan bermain media sosial.
Mereka merasa tak bisa lepas dari ketergantungan media sosial.
Setiap orang memiliki cara sendiri untuk memanfaatkan kecanggihan teknologi. Ada yang untuk berbisnis atau sekadar membagikan aktivitas sehari-harinya keakun pribadi sosial media. Sebut saja akun Instagram yang saat ini sedang digandrungi masyarakat luas.
Kecenderungan orang membagikan postingan kegiatan sehari-sehari-hari ke media sosial semakin meningkat. Ditambah lagi dengan berkembangnya dunia fashion yang membuat orang mudah berganti gaya fashion.
Dilansir brilio.net dari New York Post pada Kamis (11/10), salah satu dampak yang ditimbulkan dari cepatnya pergantian gaya fashion adalah terciptanya budaya baru. Budaya di mana para penggila mode akan membuang baju ke tempat sampah dibandingkan menyumbangkannya.
Dampak tersebut muncul dari hasil survei yang dilakukan Censuswide, perusahaan yang konsen dengan cinta alam. Perusahaan berbasis Inggris ini menemukan fakta bahwa mereka yang memilih membuang baju ke tempat sampah lebih banyak dibandingkan menyumbangkannya.
Survei dilakukan dengan mengajak sekitar 2.000 orang untuk jadi responden. Hasil survei menyebutkan 1 dari 10 orang yang terlibat dalam penelitian bakalan membuang pakaiannya setelah dipakai untuk foto. Kecenderungan orang bakal membuang pakaiannya setelah digunakan untuk foto sebanyak 3 kali dan diunggah ke Facebook atau Instagram.
Perusahaan retail terbesar seperti H&M, Zara, dan Forever 21 bahkan menjual banyak pakaian trendi dengan harga terjangkau. Hal tersebut dianggap sebagai akar dari masalah. Dengan harga yang terjangkau dan diproduksi secara besar-besaran membuat pembeli kurang memahami dengan baik barang yang dibelinya.