5 Mitos dan fakta suntik putih yang penting diketahui
Brilio.net - Setiap kaum hawa pasti menginginkan penampilan yang sempurna. Mulai dari bentuk tubuh yang langsing nan sempurna hingga penampilan kulit cerah nan sehat. Berbagai cara pun seolah dihalalkan, mulai dari diet ketat hingga perawatan yang memanfaatkan teknologi canggih.
Dalam hal kecantikan, warna kulit wanita yang lebih terang dianggap cenderung lebih menarik dibandingkan wanita yang mempunyai kulit gelap. Berbagai cara diciptakan agar kulit wanita tampak lebih cerah.
-
Tak usah suntik putih, rahasia mencerahkan wajah ini cuma pakai air kelapa dicampur 2 bahan sederhana Antioksidan air kelapa membantu melindungi kulit dari kerusakan akibat paparan sinar matahari dan polusi, yang dapat menyebabkan kulit kusam
-
10 Mitos tentang kulit ini dipercaya benar padahal salah Kamu wajib tahu nih, biar nggak salah kaprah lagi, Sobat Brilio.
-
Pengen kulit kamu selalu sehat? Makan buah-buahan kaya vitamin C ya! Nah, jadi kamu lebih memillih punya kulit sehat dan cantik atau cuma sekedar putih?
foto: pixabay.com
Salah satunya adalah suntik putih. Salah satu cara praktis untuk mendapatkan kulit putih dengan waktu yang relatif singkat. Walau sudah banyak efek negatif dari suntikan ini, masih saja banyak wanita yang tergoda dengan iming-iming suntik putih ini.
Di balik iming-iming brand yang memproduksi bahan suntik putih, ada fakta yang berbeda. Berikut ini mitos dan fakta suntik putih yang perlu diketahui sebelum kamu memutuskan melakukan suntik putih yang dirangkum brilio.net dari berbagai sumber, Selasa (19/3).
1. Mitos: Saya tidak perlu pergi ke dokter untuk melakukan suntik putih. Cukup di salon kecantikan/klinik kecantikan.
foto: skinmedlaser.com
Fakta: Suntikan putih dalam dunia kecantikan adalah prosedur medis karena jika terjadi kesalahan sedikitpun akibatnya akan fatal. Seandainya kamu memilih suntik putih di salon/klinik kecantikan dengan iming-iming harga yang murah dan hasil yang relatif langsung maka kemungkinan besar akan terjadi risiko jangka panjang. "Para petugas di klinik kecantikan akan merasa senang jika melihat perbedaan yang instan yang dirassakan oleh pasien mereka," kata Dr Roy Lewis, MD.
2. Mitos: Vitamin C sebagai bahan utama pemutih kulit.
foto: pixabay.com
Fakta: Sebuah penelitian yang dipublikasikan oleh Charllotte Eye Ear Nose & Throat Associates, P.A. mengatakan bahwa vitamin C memang merupakan kandungan andalan bagi suntik putih. Vitamin C mungkin memiliki beberapa efek pencerah kulit, khususnya dalam depigmentasi kulit. Vitamin C dikatakan dapat mengganggi produksi melanin dalam sel-sel ini. Melanin sendiri merupakan pigmen yang menyebabka kulit gelap dan din produksi oleh jenis sel yang disebut melanosit. Fungsi lain dari vitamin C ialah dapat meningkatkan produksi kolagen. Namun pada suntik putih yang hanya mengandalkan vitamin C sebagai pemutih kulit tidak lah aman bagi tubuh manusia. Vitamin C aman pada manusia hingga dosis 10 gram setiap hari.
3. Mitos: Suntik putih dapat digunakan di mana saja dibagian wajah.
foto:pixabay.com
Fakta: Dalam studi kali ini Charllotte Eye Ear Nose & Throat Associates mengatakan bahwa botox diranacang khusus untuk garis kerutan, garis dahi dan kaki. Sementara zat yang mengandung pengisi dermal digunakan untuk mengatasi volume wajah. Maka dari itu, penting untuk mencari dokter spesialis yang tepat ketika akan melakukan suntik putih agar akibatnya tidak fatal.
4. Mitos: Efek samping suntik putih pasti membahayakan.
foto: pixabay.com
Faktanya: Dr lewis mengatakan bahwa efek samping yang dihsilkan suntik putih dengan prosedur yang benar sangat sedikit namun hasil yang diinginkan pun tak langsung terlihat. Efek samping yang biasa dirasakan pasien suntik putih yang benar biasanya hanya memar ringan atau gatal di sekitar tempat suntikan. Hal ini pun dirasakan kurang dari seminggu.
5. Mitos: Saya harus datang kembali setiap minggu untuk hasil yang maksimal.
foto: pixabay.com
Fakta: Hasil dari satu kali suntik putih dapat berthana mulai dari 3 atau 4 bulan bahkan 18 bulan tergantung drai dosis yang diberikan dokter dan disesuaikan dengan kondisi tubuh pasien.
(mgg/chatarina lia)