6 Potret outfit batik khas Lasem yang melenggang di Paris Fashion Week
Brilio.net - Kemampuan para desainer Tanah Air dalam menyulap kain tradisonal menjadi sebuah item fashion yang fashionable memang sudah tidak diragukan lagi. Tak heran bila sudah banyak desainer Tanah Air yang membawa karyanya hingga ke mancanegara dengan mengikuti pagelaran fashion show.
-
Angkat kain wastra, ini 5 fakta unik koleksi terbaru Lakon Indonesia Beberapa ciri khasnya adalah kain batik, jumputan, dan tenun lurik, dengan bahan serat natural yang cocok dengan iklim tropis Indonesia.
-
Koleksi 6 desainer Indonesia yang tampil di Paris Fashion Week 2018 Bangga sekali ya.
-
Intip karya etnik dari Jeny Tjahyawati di Jakarta Fashion Week 2020 Jeny Tjahyawaty mengangkat kain wastra Nusantara di ajang Jakarta Fashion Week 2020.
Salah satunya adalah brand fashion bernama Hanyutan. Meskipun terbilang baru di industri fashion, brand ini sudah membuktikan kemampuannya. Pasalnya brand ini baru saja memamerkan koleksi ready to wear batik di Paris Fashion Week.
Hanyutan sendiri berasal dari kata hanyut yang berarti terbawa oleh arus. Sebagai brand lokal, Hanyutan ingin menceritakan dan mengangkat ulang budaya lokal atau kain tradisional secara spesifik, yang cenderung mulai tergerus dengan budaya modern.
Pada koleksi yang bertajuk "SAKA 1335", brand ini terinspirasi dari kehidupan masyarakat di Lasem, Jawa Tengah. Seperti apa yah koleksi brand ini saat pamerkan debutnya di Paris Fashion Week? Berikut ulasannya seperti dilansir brilio.net dari siaran pers, Selasa (13/10).
1. Brand lokal Hanyutan mengawali debut pertamanya di ajang fashion show Paris Fashion Week.
2. Hanyutan memperkenalkan koleksi ready to wear bertajuk SAKA 1335 sebagai debutnya di Chteau de Bourron, Prancis.
3. Koleksi yang berhasil tampil di Paris Fashion Week ini menonjolkan percampuran budaya Tionghoa dan Jawa yang dianut oleh masyarakat Lasem.
4. Koleksi terbarunya ini mengangkat kehidupan masyarakat di Lasem, Jawa Tengah. Kemampuan masyarakat Lasem untuk hidup dalam dua budaya berbeda menjadi daya tarik dan tantangan tersendiri yang kemudian diwujudkan dalam desain koleksi adibusana di panggung Paris Fashion Week.
5. Hanyutan mengaplikasikan teknik draping pada motif batik Lasem yang tidak dapat diduplikasi secara keseluruhan sebagai kesan istimewa.
6. Brand ini juga mengkombinasikan beberapa teknik lainnya, seperti pleatings, beadings, embroideries. Koleksi ini sebenarnya didasarkan pada eksplorasi berbagai macam elemen dan simbol gaya hidup punk untuk menggambarkan kebebasan berekspresi.