Outfit lurik dan batik "tidak beraturan", bikin tampilan stylish
Brilio.net - Lurik merupakan salah satu kain tradisonal Indonesia. Lurik lekat dengan motif garis-garis, kerap dianggap kuno. Namun, seiring dengan perkembangan mode, kini lurik pun ngetren.
Banyak desainer-desainer yang memilih lurik untuk kemudian mendesainnya menjadi desain yang begitu fashionable. Seperti halnya dilakuan oleh desainer Eva Tijo menyulap kain lurik menjadi salah satu item fashion yang bernilai.
-
5 Kain tradisional khas Indonesia tembus fashion dunia, keren abis Cocok untuk kegiatan resmi maupun santai.
-
Balutan bordir dalam busana pria modern siap berlaga di IFW 2017 Ariy Arka merasa perlu untuk merubah cara pandang orang kebanyakan untuk berani memakai busana berhias bordir.
-
5 Pesona Kahiyang Ayu pemotretan pakai lurik, cantik khas Indonesia Istri dari Bobby Nasution ini menjalani pemotretan dengan konsep Jawa klasik.
Melalui brand Lurik Akik di Juni 2016, ia memiliki visi untuk menghasilkan produk pakaian siap pakai (ready-to-wear) yang berkualitas tinggi dengan desain yang terus mengikuti tren terkini, memadupadankan bahan lurik, batik, shibori untuk pria & wanita modern yang ingin mengangkat tema tradisional Indonesia dalam penampilan mereka di tengah kesibukan sehari-hari.
Pada Jakarta Fashion & Food Festival 2019 ini, Eva Tijo berkesempatan untuk menampilkan koleksi terbaru yang tetap setia dengan ciri khasnya memadukan lurik dengan batik. Warna hitam, merah, putih dan abu-abu mendominasi 12 desain yang ditampilkan Lurik Akik dalam fashion show kali ini.
Bahan tradisional khas Indonesia lurik dan batik, didesain menjadi modern looks denga cutting kemben dress, jumpsuit kemben dan PJ set yang selama ini menjadi favorit pelanggan Lurik Akik.
Lurik Akik juga menampilkan desain hasil kolaborasi dengan Aiya Adams, perancang Indonesia berbasis di Mannheim, Jerman, bertajuk MIXALIGMENT. Kolaborasi Lurik Akik X Aiya Adam ini mengambil konsep tidak beraturan dengan memakai bahan lurik motif solid dan garis, yang dirancang berpotongan serong dan asimetris.
Semua koleksi pakaian Lurik Akik menerapkan metode ATBM (Alat Tenun Bukan Mesin) menggunakan bahan-bahan tradisional yang dipesan langsung ke pengrajin Lurik dan Batik di Yogyakarta, Jawa Tengah dan Jawa Barat.
"Lurik Akik giat mendorong para pengrajin lurik dan batik agar tidak beralih menggunakan metode teknik mesin. Kami hanya mempekerjakan penjahit-penjahit kecil lokal, semoga dengan demikian Lurik Akik berharap bisa membantu untuk meningkatkan penghasilan dan taraf hidup mereka, " ungkap Eva.