Omah blangkon dan batik Jogja, Pengrajin blangkon langganan Soeharto
Blangkon merupakan penutup kepala yang sarat dengan budaya Jawa. Bukan sebatas aksesoris, namun keberadaan blangkon punya cerita dan arti tersendiri. Pembuatannya pun melalui proses yang rumit. Salah satunya, Wagimin Darmo Wiyono yang dikenal sebagai pembuat blangkon dari Yogyakarta.
Bahkan Presiden Soeharto menjadi pelanggan dari blangkonnya.
Kini usaha tersebut diteruskan oleh anak dan keluarganya.
Berada di Omah Blangkon dan Batik, yang lokasinya di Bugisan, Kota Yogyakarta. Menurut Winarto, munculnya blangkon seiring dengan perkembangan Kerajaan Mataram Islam. Sehingga blangkon memiliki simbol dan filosofi keislaman. Jumlah lipatan atau wiru yakni 17 dan 5. Lipatan 17 menandakan jumlah rakaat shalat dalam sehari, sedangkan 5 lipatan menandakan rukun Islam.
Menurut Winarto, tantangan dalam usaha blangkon adalah melanjutkan usaha ke generasi selanjutnya. Usaha keluarga ini sudah ada sejak 1976 yang sebelumnya bernama Liberastar. Winarto juga pernah mengalami kesulitan, hingga tawarkan langsung ke pasar dan salon rias. Kebijakan pemerintah mengangkat kembali budaya mampu mendongkrak para pengrajin blangkon. Salah satunya banyaknya permintaan blangkon dari Keraton Yogyakarta. Kini tidak hanya tersebar di dalam negeri, wisatawan mancanegara juga sering berkunjung ke Omah Blangkon dan Batik.